Kamis, 10 Agustus 2017

"KEHILANGAN"

 JUDUL : " KEHILANGAN "
BY         : Devi Margaretha


    Jadi waktu itu hari Sabtu jam 05.30 tepat saat matahari mulai tenggelam bunyi dering dari ponsel tiba-tiba terdengar.Biasanya tidak ada satu pesanpun muncul sebelum matahari mulai benar-benar mulai menutup dirinya.OHH,mungkin pesan dari operator saja.Tak lama kemudian ringtone tanda telephone masuk terdengar,lalu hati seperti berkata "Siapa ya?Apakah si dia?"Setelah satu menit berbunyi aku mulai mengangkat ponselku.Alangkah terkejut dan senangnya ternyata yang menghubungiku benar-benar orang yang selalu aku tunggu setiap minggunya.IYA,kita terpisah oleh jarak,kesibukannya membuat dia hanya bisa menghubungiku setiap akhir pekan saja.Tapi aku tidak pernah mengeluh walau aku yang harus selalu menunggu kabar darinya.
   Bagiku awal perpisahan kita berdua waktu itu bagaikan daun yang gugur pada musim semi,beribu air mata berjatuhan hingga musim berganti dan aku mulai kuat berdiri ditengah-tengah keadaan yang ada.Detik demi detik,menit demi menit bahkan jam demi jam aku lewati dengan keadaan seperti apa adanya,bagi orang yang sedang dimabuk cinta perbedaan kota serasa seperti diri dipisah oleh negara.Beberapa bulan pertama setelah perpisahan yang ada,rasanya semua masih sama seperti saat raga kita berdua berdekatan,namun beberapa bulan terakhir semua berbeda 360 derajat.Sikapnya seperti memadamkan rasa ini perlahan demi perlahan,hingga suatu ketika temannya bernama Ritno mengirimkan bukti kedekatannya dengan wanita lain.Rasanya seperti tidak percaya,lalu dengan cepat tanpa basa-basi aku menelfon Gilang si "dia" yang aku maksud untuk menanyakan semua yang sebenarnya terjadi.
  Dengan terkejutnya aku mendapatkan jawaban yang tidak sepantasnya aku terima,katanya semuanya terjadi karena salahku,jarak dan waktu yang tidak dapat menggapainya.Tepat pada bulan januari hubungan yang sudah dipertahankan selama berbulan-bulan kandas begitu saja.Dan anehnya pada bulan agustus waktu pikiranku masih berproses untuk melupakannya,tiba-tiba bunyi ringtone yang sama seperti waktu itu berdering kembali.Dia yang dulu mengakhiri , dia juga yang mau merangkai kembali.Tetapi diri ini bagaikan kertas yang sudah diremas dan tidak dapat kembali sempurna,iya..Sama seperti perasaan yang sudah dihancurkan tidak akan sama lagi walau dipaksa untuk kembali.
 
    "IT HURTS TO LET GO,BUT SOMETIMES IT HURTS MORE TO HOLD ON"

Selasa, 08 Agustus 2017

SANG BULAN

Judul : " RINDU SANG BULAN "
karya : Devi Margaretha

  Tidak terasa sudah hampir puluhan hari kamis aku lewati sejak saat itu,semua orang menganggap aku aneh karena menurut mereka biasanya hari jum'atlah yang didamba-dambakan dan ditunggu oleh orang-orang pada umumnya.Tapi mengapa hanya hari kamis yang aku tunggu dan tanyakan?Apakah orang yang menganggapku aneh tahu ada apa dibalik semua itu? Tidak!hanya aku, Tuhan dan bintang-bintang pada malah gulitalah yang tahu.
 Entahlah,semenjak kehilangannya aku lebih senang berada dikamarku tanpa penerangan apapun.Oh ya , kecuali kalau ada bintang bertebaran dilangit, aku selalu membuka jendela kamarku selebar-lebarnya! Pernah sekali aku tidak sengaja merusaknya sampai-sampai ibu marah.. Maaf ya bu bulan tidak sengaja HEHEHE..
 Aku melihat setiap bintang dilangit serupa wajahnya.Setiap kali aku merindukannya aku selalu menatap keluar dan menengadahkan kepalaku kelangit, melihat apakah bintang sedang menemaniku atau sedang sibuk mencari dimana bulan berada.Aku selalu menuangkan rasa rinduku kepada bintang, karena aku tahu hanya bintanglah satu-satunya sahabat yang tidak akan mengolokku.
 Aku rindu pelukan dan ocehannya bahkan aku rindu sentuhan lembutnya yang membuatku selalu mengantuk setiap kali ia mengelus kepalaku..
Jikalau aku sang waktu, aku pasti akan mengulang seluruh kisah indahku bersamanya.Dia satu-satunya hal yang paling berharga dalam hidupku,tapi mengapa hal paling berharga inilah yang tidak dapat aku pertahankan bahkan tak dapat aku raih?
 Tuhan, boleh tidak aku mencium harum tubuhnya?aku rindu.. Mataku selalu lebam setiap pagi sehingga aku harus sibuk mengompreskan es batu ke mataku. Dulu sebelum aku menutup mata dan tidur dia selalu mencium keningku, tapi sekarang?Untuk merasakan angin dirinyapun aku tidak mampu. Bu, aku tahu ibu melihat bulan menangis dari sana , padahal diwaktu malam kamis ibu meninggalkan bulan, bulan berjanji tidak akan cengeng lagi, tapi nyatanya bulan nakal lagi. Mungkin ibu benar bulan adalah anak yang manja walau bulan selalu tidak sudi mengakuinya. Tapi manja tanda sayang kan bu? 
 Bu, selamat bertemu hari kamis ya, bulan sudah tidak sabar! Bulan pasti aku membawakan ibu doa dan banyaknya bunga rembulan persis seperti kesukaan ibu. Ibu bulan rindu..